13 Juni 2008

ARTIKEL: Meracik Obat Dari Kedalaman Laut


Bagi Tadeuz Molinski, laut adalah sumber kekayaan tak terbatas, bukan hanya di bidang perikanan dan sebagai sumber minyak bumi, tetapi juga sumber obat-obatan. Profesor kimia di University of California ini tengah melakukan penelitian untuk mencari obat kanker dan penyakit menular lainnya dari makhluk spongia (sponge/spons).

Ia melihat bahan-bahan alami dari organisme laut dapat menjadi salah satu sumber obat-obatan di dunia farmasi. Obat-obatan yang ada saat ini, mulai dari aspirin hingga penurun kolesterol, diracik dari tetumbuhan atau bakteri. Molinski yakin perkembangan modern di bidang kimia analitis dapat mendukung penelitiannya.

Sampel Molinski kebanyakan berasal dari organisme spons, tunicates (makhluk laut yang tidak dapat berenang dan menggigit), dan cyanobakter. Beberapa ekstrak yang dihasilkan memiliki aktivitas biokimia yang berguna dalam membunuh bakteri, menekan pertumbuhan sel kanker, dan mengatur metabolisme kalsium.

Produk farmasi kelautan memiliki ikatan yang kuat dalam karakteristik metabolisme lemak dan protein. Hal ini jauh berbeda dengan karakteristik yang didapat para ahli dari tetumbuhan dan hewan darat. Organisme laut berevolusi dengan kondisi yang jauh berbeda sehingga cara mereka memproduksi enzim dan protein pun berbeda pula. Secara kimia, enzim dan protein tersebut memiliki karakteristik yang masih perlu didalami secara analitis.

Salah satu kesuksesan penelitiannya adalah phorboxazole. Phorboxazole adalah ekstrak spons Samudera Hindia Australia yang mampu menekan pertumbuhan sel tumor pada konsentrasi rendah sekalipun. Zat itu juga bersifat anti-karsinogenik yang mampu mencegah pertumbuhan sel kanker sejak dini. Molinski percaya bahwa phorboxazole masih memiliki kemampuan medis lainnya yang belum diketahui.

Penelitian Molinski juga menekankan pencarian obat yang dapat secara efektif mengontrol aktivitas kalsium. Metabolisme kalsium berperan besar dalam proses selular mulai dari pembentukan respon sel, pendukung kegiatan enzimatis, mengubah bentuk sel, hingga memicu pembelahan sel. Kalsium terbukti memiliki peran yang besar dalam transplantasi organ hingga penanganan jantung koroner. Hingga saat ini, Molinski mendapatkan senyawa Xestospongin C yang mampu mengatur transportasi kalsium.

Pada banyak kasus, para ahli tidak mampu menjelaskan mengapa organisme laut membuat senyawa-senyawa tersebut. Molinski menambahkan mungkin akan didapat lebih banyak lagi ekstrak obat-obatan yang dapat meningkatkan nilai hidup manusia di masa datang.

Secara ekonomis, meracik obat-obatan dari organisme kelautan menghadapi tantangan yang serius karena proses ekstraksi yang cukup mahal. Hal ini diharapkan mampu diselesaikan dengan perkembangan instrumen kimia analitis masa kini.

Penelitian ini seperti bermain teka-teki silang di mana para ahli kimia dan biokimia harus menerapkan kemampuannya secara luas untuk menemukan petunjuk akan senyawa-senyawa yang menguntungkan manusia.


Tidak ada komentar:

banner wiro
Photobucket