10 Februari 2009

ARTIKEL: HATI-HATI VIRUS VALENTINE'S DAY


Moment Valentine Day memang menjadi moment yang paling ditunggu untuk merayakan cinta bersama sang kekasih hati pun tak terkecuali moment Valentine Day menjadi kesempatan para pembuat virus, penjahat dunia maya untuk menyebarkan virus, worm, trojan sampai spam yang berbau Valentine Day.

Salah satu contoh penyebaran virus/worm Valentine Day melalui emai-email spam adalah dengan mempergunakan bahasa berbau cinta seperti “Sending You All My Love”, “I Knew I Loved You”, “Miracle of Love”, “With All My Love”, “Short and Sweet”, “Me and You”, “In Your Arm” pada subject atau judul Email.

Melihat judul email yang berbau cinta tersebut, banyak orang yang tertipu dan membuka email tersebut. Begitu email terbuka, akan tersedia link yang menarik untuk di-Klik (dibuka), dan saat link tersebut di klik si empunya email akan secara otomatis dibawa kepada sebuah halaman web yang menyediakan 12 pilihan gambar cinta dan disuruh memilih salah satu dari 12 gambar cinta tersebut.

Dan… begitu anda memilih salah satu dari 12 gambar cinta tersebut, secara tak sadar anda telah menginstal sebuah program di komputer anda yang merupakan sebuah virus/worm atau trojan. Begitu program tersebut terinstal di komputer anda, maka bersiap-siaplah semua data pribadi di komputer anda mulai password, username sampai kepada nomor Credit card anda dicuri oleh virus/worm tersebut.

Teknik lain dari penyebaran virus Valentine Day adalah melalui sebuah attachment yang disertakan lewat email tersebut, didalam attachment akan tersedia sebuah program dengan nama-nama yang menarik dan berbau cinta, begitu anda membuka attachment tersebut, maka komputer andapun akan terinfeksi virus/worm tersebut.

Jadi, kalau anda menerima email dari orang tidak dikenal dengan subjek berbau cinta seperti contoh-contoh diatas, JANGAN PERNAH membuka email tersebut, apalagi sampai membuka attachment atau mengklik link yang ada di email tersebut. Jangan jadikan Valentine Day menjadi moment menakutkan karena anda terserang virus Valentine Day!

So, Ingat sampaikan Artikel ini kepada orang-orang di sekitar Anda agar waspada akan serangan VIRUS VALENTINE'S DAY.


http://www.tasikisme.com

06 Februari 2009

TUTORIAL: MEMBUAT BLOG DI BLOGSPOT



Blog adalah catatan pribadi sesorang di internet, berisi informasi yang sering di update dan kronologis. blog lebih identik dengan sebuah diary. perbedaan mendasar adalah bahwa blog bisa dibaca siapa aja. banyak blog yang fokus terhadap satu objek informasi, misalnya politik, web design, olah raga dll. tapi kebanyakan blog itu lebih seperti jurnal pribad yang berisi informasi perjalanan dan kehidupan sehari-hari seseorang blogger.

CARA MEMBUAT BLOG DI BLOGSPOT
1. Pemula tentu harus mempunyai account/email terlebih dahulu.
2. Selanjutnya, buka situs blogger klik disini
3. Pastikan muncul gambar seperti ini


4. Kemudian klik gambar panah "ciptakan blog Anda".
5. Maka akan keluar halaman seperti berikut ini


6. Ikuti petunjuk diatas dan isi form pendaftaran.
7. Pada tahap berikutnya pasti akan muncul halaman seperti berikut.


8. Pilih tema yang dikehendaki. Setelah itu maka akan muncul "mulai blogging" hal ini menandakan bahwa blog Anda telah jadi.
9. Selanjutnya tahapan dalam memposting data dalam blog.


10. Kolom judul untuk judul artikel, dalam kolom yang lebar di bawahnya itu untuk menulis artikel kamu dan label untuk mengisi jenis kategory artikel.
11. Contoh:


11. Kemudian tekan menu mempublikasikan posting. Gampang kan!
Maka pada tahap selanjutnya ketika kamu ingin memposting data silahkan login ke blogger.com dan jangan lupa untuk verifikasi di email kamu.

(Bersambung)

04 Februari 2009

KULIAH: IODOMETRI DAN IODIMETRI

Dalam menganalisa suatu senyawa dalam hal ini adalah obat dapat digunakan analisis secara kuantitatif (penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel) dan analisis secara kualitatif (identifikasi zat-zat dalam suatu sampel). Intinya tujuan analisis secara kualitatif adalah memisahkan serta mengidentifikasi sejumlah unsur (Day & Underwood, 1981).

Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut iodometri (oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau asam arsenit) (Bassett, 1994).

Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes titran. perubahan warna yang terjadi pada larutan akan semakin jelas dengan penambahan indikator amilum/kanji (Svehla, 1997).

Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Day & Underwood, 1981).

Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1994).

Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (Day & Underwood, 1981).

Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium thiosulfat dan dianjurkan apabila thiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga. Potensial standar pasangan Cu(II) – Cu(I),

Cu2+ + e ? Cu+ Eo= +0.15 V

(Day & Underwood, 1981).

Karena harga E° iodium berada pada daerah pertengahan maka sistem iodium dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor. I2 adalah oksidator lemah sedangkan iodida secara relatif merupakan reduktor lemah. Jika Eo tidak bergantung pada pH (pH < eo=" 0.535" eo=" 6.21" eo=" +" ph =" 5,0">

KULIAH: PEMBUATAN ETIL ASETAT


Dalam ilmu kimia, ester adalah campuran organik dengan simbol R’ yang menggantikan suatu atom hidrogen atau lebih. Ester juga dibentuk dengan asam yang tidak tersusun teratur; sebagai contoh, dimetil sulfat yang juga disebut “asam belerang, dimethyl ester” (Anonim, 2006).

Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa; walaupun tidak benar-benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat lebih elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai produk dari suatu reaksi pemadatan pada suatu asam (pada umumnya suatu asam organik) dan suatu alkohol ( atau campuran zat asam karbol), walaupun ada cara-cara lain untuk membentuk ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia di mana dua molekul bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini dua gugus OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air (Clark, 2002).

Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H­+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-Äther Jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil) (Anshory, 2003).

Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995).

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol (Fessenden, 1982).

Suatu ester asam karboksilat mengandung gugus –CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun anil (Poedjiadi, 1994).

Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukkan ester (Fessenden, 1982).

Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud seperti reaksi singkat berikut:

H3C-COOH + HO-CH2-CH3 ? H3C-COO-CH2-CH3 + H2O

(Fessenden, 1982).

Proses esterifikasi dengan asam fosfat yang berlangsung dalam tubuh kita disebut juga proses fosforilasi dengan bantuan enzim esterase yang mampu memecah ikatan ester dengan cara hidrolisis (Anshory, 2003).

*Sumber:


Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi ke IV, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2006, Ester-Wikipidea the Free Encyclopedia, GNU Free Documentation License

Anshory, H. Irfan.2003, Acuan Pelajaran Kimia, Erlangga, Jakarta.

Clark, Jim, 2002 (modified 2004), the Mechanism for the Esterification Reaction, http://www.chemguiede.co.uk/organicprops/estermenu.html1#top

Fessenden, Ralph J dan Joan S Fessenden, 1982. Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, Anna, 1994, Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indinesia (UI Press), Jakarta.

KULIAH: EFEK SEDATIF HIPNOTIK


Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang realtif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat (kecuali benzodiazepin) yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung pada dosis. Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respons terhadap perangsangan emosi dan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.

Kebutuhan tidur dapat dianggap sebagai suatu perlindungan dari organisme untuk menghindari pengaruh yang merugikan tubuh karena kurang tidur. Tidur yang baik, cukup dalam dan lama. Efek terpenting yang mempengaruhi kualitas tidur adalah penyingkatan waktu peniduran, perpanjangan masa tidur dan pengurangan jumlah periode bangun.

Insomnia dapat diakibatkan oleh banyak gangguan fisik, misalnya batuk, rasa nyeri, atau sesak nafas. Yang sangat penting pula adalah gangguan jiwa, seperti emosi, ketegangan, kecemasan atau depresi. Di samping faktor-faktor itu perlu juga diperbaiki cara hidup yang salah, misalnya melakukan kegiatan psikis yang melelahkan sebelum tidur. Dianjurkan untuk melakukan gerak badan secara teratur, jangan merokok dan minum kopi atau alkohol sebelum tidur. Gerak-jalan, melakukan kegiatan yang rileks, mandi air panas, minum susu hangat sebelum tidur, ternyata dapat mempermudah dan memperdalam tidur yang normal. Obat-obat tertentu, kualitas kasur yang dan bantal yang buruk, ruangan yang berisik, cahaya yang terang benderang, ventilasi yang jelek, serta suhu kamar yang tidak menunjang juga dapat menyulitkan tidur.

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh obat-obat sedatif terhadap susunan saraf pusat serta efek yang ditimbulkan dari pemakaian obat-obat tersebut.

Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedatif (Tjay, 2002).

Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Hipnotik menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai penurunan refleks hingga kadang-kadang kehilangan tonus otot (Djamhuri, 1995).

Pada penilaian kualitatif dari obat tidur, perlu diperhatikan faktor-faktor kinetik berikut: a) lama kerjanya obat dan berapa lama tinggal di dalam tubuh, b) pengaruhnya pada kegiatan esok hari, c) kecepatan mulai bekerjanya, d) bahaya timbulnya ketergantungan, e) efek “rebound” insomnia, f) pengaruhnya terhadap kualitas tidur, g) interaksi dengan otot-otot lain, h) toksisitas, terutama pada dosis berlebihan (Tjay, 2002).

Hipnotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu benzodiazepin, contohnya: flurazepam, lorazepam, temazepam, triazolam; barbiturat, contohnya: fenobarbital, tiopental, butobarbital; hipnotik sedatif lain, contohnya: kloralhidrat, etklorvinol, glutetimid, metiprilon, meprobamat; dan alkohol (Ganiswarna dkk, 1995).

Efek samping umum hipnotika mirip dengan efek samping morfin, yaitu: a) depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan pada flurazepam dan zat-zat benzodiazepin lainnya, demikian pula pada kloralhidrat dan paraldehida; b) tekanan darah menurun, terutama oleh barbiturat; c) sembelit pada penggunaan lama, terutama barbiturat; d) “hang over”, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan ringan di kepala dan termangu. Hal ini disebabkan karena banyak hipnotika bekerja panjang (plasma-t½-nya panjang), termasuk juga zat-zat benzodiazepin dan barbiturat yang disebut short-acting. Kebanyakan obat tidur bersifat lipofil, mudag melarut dan berkumulasi di jaringan lemak (Tjay, 2002).

Efek benzodiazepin hampir semua merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan kerja golongan ini pada jaringan perifer: vasodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi benzodiazepin tertentu secara IV dan blokade neorumuskular yang hanya terjadi pada pemberian dosis sangat tinggi (Ganiswarna dkk, 1995).

Pada umumnya, semua senyawa benzodiazepin memiliki daya kerja yaitu khasiat anksiolitis, sedatif hipnotis, antikonvulsif dan daya relaksasi otot. Keuntungan obat ini dibandingkan dengan barbital dan obat tidur lainnya adalah tidak atau hampir tidak merintangi tidur. Dulu, obat ini diduga tidak menimbulkan toleransi, tetapi ternyata bahwa efek hipnotisnya semakin berkurang setelah pemakaian 1-2 minggu, seperti cepatnya menidurkan, serta memperpanjang dan memperdalam tidur (Tjay, 2002).

Efek utama barbiturat adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma sampai dengan kematian. Efek hipnotiknya dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Fase tidur REM dipersingkat. Barbiturat sedikit menyebabkan sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar (Ganiswarna dkk, 1995).

Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian obat barbiturat yang hampir menyebabkan tidur, dapat meningkatkan 20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya (raba, vibrasi dan sebagainya) tidak dipengaruhi. Pada beberapa individu dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa nyeri, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan (Ganiswarna dkk, 1995).

Secara kimiawi, kloralhidrat adalah aldehida yang terikat dengan air, menjadi alkohol. Efek bagi pasien-pasien yang gelisah, juga sebagai obat pereda pada penyakit saraf hysteria. Berhubung cepat terjadinya toleransi dan resiko akan ketergantungan fisik dan psikis, obat ini hanya digunakan untuk waktu singkat (1-2 minggu) (Tjay, 2002).



KULIAH: ANALGESIK, ANTIPIRETIK DAN NSAID


Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.

Obat analgesik antipiretik serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototipe obat golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat ini sering disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs)
Klasifikasi kimiawi OAINS sebenarnya tidak banyak manfaat kimianya karena ada OAINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda. Sebaliknya ada OAINS yang berbeda subgolongan tapi memiliki sifat yang serupa.
Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).

Mekanisme kerja dan yang berhubungan dengan system biosintesis Prostaglandin ini mulai diperlihatkan secara invitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik Prostaglandin. Penelitian lanjutan membuktikan bahwa Prostaglandin akan dilepaskan bilamana sel mengalami kerusakan. Walaupun secara invitro OAINS diketahui menghambat obat berbagai reaksi biokimiawi, hubungan dengan efek analgesic, antipiretik dan anti inflamasinya belum jelas. Selain itu, OAINS secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi.
Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu.Setiap obatmenghambat siklooksigenase dengan cara yang berbeda.Khusus parasetamol, hambatan biosintesis prostaglandin hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus.Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit.Ini menjelaskan mengapa anti-inflamasi parasetamol praktis tidak ada aspirin sendiri menghambat dengan mengasetiliasi gugus aktifserin dan enzim ini.Trombosit sangat rentan terhadap penghambatan ini karena selain tidak mampu mengadakan regenerasi enzim sehingga dosis tunggal aspirin 40 mg sehari telah cukup untuk menghambat siklooksigenase trombosit manusia selama masa hidup trombosit yaitu 8-11 hari.
Nyeri adalah perasaan sensoris dan lemah emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan ancaman (kerusakan) jaringan.Keadaan psikis swangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit kepala atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni 44-450C.
Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jarigan lainnya. Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.
Adapun mediator nyeri yang disebut juga sebagai autakoid antara lain serotonin, histamine, bradikinin, leukotrien dan prostglandin2.Bradikinin merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan (level) dimana nyeri dirasakan untuk yang pertama kali.Jadi, intesitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan.
Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
Analgetik Perifer (non narkotik)
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
b. Analgetik Narkotik
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
Obat Opioid parenteral
Guna memperkuat analgetik dapat dikombinasikan dengan co-analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau prednisone).
Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: parasetamol, salisilat, (asetasol, salisilamida, dan benorilat), penghambat Prostaglandin (NSAID); ibuprofen, derivate-derivat antranilat ( mefenamilat, asam niflumat glafenin, floktafenin, derivate-derivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofilpenazon, isoprofilaminofenazon), lainnya benzidamin.Obat golongan analgesic narkotik berupa, asetaminofen dan fenasetin.Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate asam propionate, asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.
Nyeri merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda bahwa adanya gangguan-gangguan ditubuh seperti peradangan (rheumatic/encok), infeksi, maupun kejang otot.
Mekanisme rasa nyeri yaitu perangsangan nyeri baik mekanik, kimiawi, panas maupun listrik akan menimbulkan kerusakan pada jaringan sel sehingga sel-sel tersebut melepaskan suatu zat yang disebut mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri. Mediator nyeri ini juga disebut zat autanoid yaitu, histamine, serotonin, plasmakinin, bradikinin (asam lemak) prostaglandin dan ion kalium.
Mekanisme kerja penghambatan rasa nyeri ada tiga yaitu:
Merintangi pembentukkan rangsangan dalam reseptor rasa nyeri, seperti pada anastesi local.
Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf sensoris, seperti pada anastesi local.
Blokade rasa nyeri pada system saraf pusat seperti pada analgetik sentral (narkotika) dan anastesi umum.
Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu:
Nyeri ringan
Contohnya: sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena infeksi virus, nyeri haid, keseleo.Pada nyeri dapat digunakan analgetik perifer seperti parasetamol, asetosal dan glafenin.
Rasa nyeri menahun
Contohnya: rheumatic dan arthritis.
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik anti-inflamasi, seperti: asetosal, ibuprofen dan indometasin.
Nyeri hebat
Contoh: nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu.
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa atropine, butilskopolamin (bustopan), camylofen ( ascavan).
Nyeri hebat menahun
Contoh: kanker, rheumatic, neuralgia berat.
Pada nyeri ini digunakan analgetik narkotik, seperti fentanil, dekstromoramida, bezitramida.

Obat analgetik narkotik
Morfin dan derivatnya :
a. Morfin
b. Heroin
c. Hidromorfon
d. Oksimorfon
e. Levorfanol
f. Levalorfan
g. Kodein
h. Hidrokodon
i. Oksikodon
j. Nalorfin
k. Nalokson
l. Nalbufin
m. Tebain
Meperidin dan derifat fenilpiperidin :
n. Meperidin
o. Alfaprodin
p. Difenoksilat
q. Fentanil
r. Loperami
Metadon Dan Opioid lainx :
a.Metadon
b.Propoksifen
c.Dekstromoramida
d.Bezitramida
Obat Antagonis Opioid :
a.Naltrekson
b.Nalorfin
c.Levalorfan
d.Siklazosin
e.Pentazosin
f.Butorfanol
Obat golongan Antiinflamasi non Steroid
1.Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
2.Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
3.Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
4.Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
5.Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
6.Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.

Sumber:
Sutistia G.Ganiswara .1995. Farmakologi Dan Terapi edisi IV. Jakarta
Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja. 2005. Obat-Obat Penting . Jakarta : PT Gramedia
Mary. J Mycek Dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi II. Jakarta: Widya Medika
Katzung.G.Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II.Jakarta : Salemba Medika.

03 Februari 2009

BUKU GRATIS: "KETIKA CINTA BERTASBIH 2"


Ini merupakan lanjutan dari cerita novel "Ketika Cinta Bertasbih 2". Bermula dengan penuturan tentang keindahan suasana dini hari di Pesantren Darul Quran, Kang Abik berhasil mengajak pembacanya untuk seakan memasuki satu demi satu alur cerita di bagian kedua dari karya dwilogi Pembangun Jiwa-nya “Ketika cinta Bertasbih” ini.
Kehadiran seorang gadis jelita dengan kekhusyuan ibadahnya di sepertiga malam terakhir itu, telah memperkuat karakter ia, seorang mahasiswi terbaik di Al Azhar University, ialah Anna Althafunnisaa. Seorang putri dari Kiai Lutfi pemilik pondok pesantren Daarul Qur’an.

Kisah berlanjut dengan pemaparan suasana kegundahan hati seorang master lulusan terbaik pula dari Universitas tertua di dunia itu. Furqan. Tentunya kita masih ingat ia ketika disaat-saat kebahagiaan ia akan keberhasilannya meraih gelar master, ia juga harus rela menyandang predikat sebagai pengidap HIV di Ketika Cinta Bertasbih (KCB) 1.
Kegundahan hati itu terus berlanjut walaupun sampai ketika Anna menerima pinangannya dari Furqan. Ia bagai berada di ujung sebuah tebing kebimbangan, antara meneruskan ke jenjang pernikahan atau membatalkan semuanya.
Sampai akhirnya, pil pahit harus ditelan oleh banyak dari para pria yang selama ini menaruh hati pada Anna Althafunnisaa. Tak terkecuali Khairul Azzam, seorang mahasiswa Al Azhar yang baru dapat menyelesaikan kuliahnya setelah hampir 9 tahun lamanya ia berada di negeri para nabi itu. Pada bagian kedua karya dwilogi ini diceritakan tentang kepulangan Azzam yang disambut bahagia oleh keluarganya. Banyak perubahan yang terjadi pada kehidupan keluarga Azzam jika dibandingkan dengan kehidupan 9 tahun yang lalu sebelum ia berangkat menunaikan cita-cita. Salah seorang adiknya yaitu Ayatul Husna kini telah menjadi seorang cerpenis remaja yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional Indonesia.
Keberadaan tokoh-tokoh sebelumnya di KCB 1, serta hadirnya tokoh-tokoh baru di KCB 2 semakin membuat karya ini terasa begitu wah. Bahkan menurut saya pribadi jika dibandingkan dengan KCB 1, KCB 2 ini jauh lebih bagus dalam segi penuturan kisahnya.
Ada beberapa cerita yang telah usai di KCB 1 dan tidak sedikitpun tertulis kembali di KCB 2, seperti halnya kisah kekecewaan Fadhil ketika seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya, yang ia pernah harapkan dapat menjadi belahan jiwanya ternyata menikah dengan sahabatnya sendiri.
Konflik tajam terjadi pada beberapa bagian dari novel ini, diantaranya pada shubuh hari ketika terjadi keributan di rumah Azzam, disana diceritakan tentang seorang paman yang akan menembak dan membunuh keponakannya sendiri. Kemudian klimaks cerita ini terjadi ketika terjadi kecelakaan dimana yang menjadi korbannya adalah Azzam dan Ibunya, mereka terpelanting jatuh dari atas sepeda motor karena tertabrak bus yang ugal-ugalan, sampai akhirnya Azzam harus rela berbaring di rumah sakit menderita patah tulang, sementara ibunya berpulang menghadap ke hadirat Alloh SWT.
Ada raut kesedihan disana, padahal saat musibah itu terjadi adalah hanya berselang 4 hari sebelum pesta pernikahan Azzam dengan seorang dokter dari Kudus.
Ada banyak kisah yang terjadi secara tiba-tiba diluar dugaan para pembaca. Namun secara keseluruhan, kesinambungan cerita dari satu tokoh yang ditampilkan dengan tokoh lain di bagian lainnya, masih tetap menjadi satu ciri khas dari karya-karya kang abik, yang mampu membuat decak kagum para pembacanya.
Selain dari kuatnya alur serta penokohan dalam KCB 2 ini, kang abik juga masih terlalu lihai menceritakan keseharian dalam kehidupan pesantren, tentunya ini mungkin karena sesuai dengan latar dari kehidupan kang abik itu sendiri. Kemudian, satu persatu keilmuan tentang fiqih, aqidah, dan lain sebagainya tetap menjadi suguhan utama yang beliau munculkan dalam bagian cerita ini, tanpa sedikitpun membuat para pembaca merasa digurui.
Bukan hanya kisah cinta, nilai-nilai semangat wirausaha atau jiwa entrepreneurship yang dimiliki Azzam, masih berlanjut di KCB 2. Bahkan nilai inovatif serta kerja kerasnya telah mengantarkan ia menjadi salah satu pengusaha muda dari kota Solo.
Jika dibandingkan dengan bagian sebelumnya, KCB 2 ini memang jauh lebih diperuntukkan bagi kalangan dewasa. Keromantisan sebuah pasangan suami istri dimunculkan melebihi apa yang pernah muncul di Ayat-ayat Cinta.
Namun alhamdulillah, akhirnya semua berlalu dan berakhir pada satu hal yang justru jauh tidak terbayangkan sebelumnya. Satu kisah cinta Khairul Azzam dengan Anna Althafunnisaa menutup akhir cerita ini dengan manis.

Download disini Gratis!

BUKU GRATIS: "KETIKA CINTA BERTASBIH 1"


Seperti beberapa novel garapan sebelumnya oleh penulis Habiburahman El Shirazy novel “Ketika Cinta Bertasbih” berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca melalui novel yang terbit dalam dua jilid ini. Meskipun di jilid pertama ini ceritanya agak loncat-loncat, namun tidak mengurangi keruntutan jalan cerita yang dibangun oleh penulis.

Karya dwilogi ini masih bercerita dengan latar belakang Mesir. Pemeran utama dimainkan oleh Abdullah Khairul Azzam, seorang mahasiswa Indonesia yang datang jauh-jauh dari pelosok desa di pulau jawa untuk melanjutkan studinya di Mesir. Azzam, demikian nama panggilan pemuda itu, adalah seorang pekerja keras. Ia memiliki beberapa adik yang harus dibiayainya, hingga dengan kekhlasan hati ia harus berkorban dengan menjadi penjual bakso dan pembuat tempe.

Ceritanya penuh dengan romantika yang sarat dengan hikmah. Isinya bagus serta dapat mengajari kita soal hidup, cinta dan bagaimana mengatur skala prioritas dalam mengambil tindakan. Tersebutlah bahwa Azzam adalah mahasiswa Indonesia di Al Azhar, yang belajar disana karena berhasil memperebutkan beasiswa dari Departemen Agama. Ia adalah prototype anak yang pintar, cerdas, dan bersahaja, namun lahir dari kalangan keluarga pas-pasan.

Download aja disini gratis!

BUKU GRATIS: "HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS" (INDONESIAN VERSION)


Dapatkan buku gratis Harry Potter and The Deathly Hallows" Versi Indonesia. Download aja disini

KULIAH: TITRASI PERMANGANOMETRI


Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.

MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat .
Reaksi dalam suasana netral yaitu

MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O

Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan
Reaksi dalam suasana alkalis :

MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-
MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .
Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MNO2 yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter untuk menghilangkan MNO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.
Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan.
Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk .
Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi.

ANALISIS BAHAN

1.KMnO4 ( FI III ,330 )
Nama resmi = KALII PERMANGANAS
Nama lain = Kalium permanganate
RM = KMnO4
BM = 158,03
Pemerian = Hablur mengkilap, ungu tua /hampir hitam, tidak berbau, rasa manis /sepat.
Kelarutan = Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih .
Kegunaan = Sebagai sampel
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat

2. Aquadest ( FI III,96 )
Nama resmi = AQUADESTILLATA
Nama lain = Air suling
RM = H2O
BM = 18,02
Pemerian = Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau.
Kelarutan = Larut dalam etanol dan gliserol
Kegunaan = Sebagai pelarut
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat

3. Asam oksalat (FI III,651)
Nama lain = Asam oksalat
RM = (CO2H)2.2H2O
Pemerian = Hablur ,tidak berwarna .
Kelarutan = Larut dalam air dan etanol
Kegunaan = Sebagai zat tambahan
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat

4. Besi (II) sulfat (FI III,254)
Nama resmi = FERROSI SULFAS
Nama lain = Besi (II) sulfat
RM = FeSO4
BM = 151,90
Pemerian = Serbuk, putih keabuan ,rasa logam ,sepat
Kelarutan = Perlahan-lahan larut hamper sempurna dalam air bebas karbondioksida pekat.
Kegunaan = Sebagai sampel
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik

5. Asam sulfat (FI III,58)
Nama resmi = ACIDUM SULFURICUM
Nama lain = Asam sulfat
RM = H2 SO4
BM = 98,07
Pemerian = Cairan kental, seperti minyak, korosif tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Kegunaan = Sebagai larutan titer.
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat.

6. Natrium nitrit (FI III,714)
Nama resmi = -
Nama lain = NATRIUM NITRIT
RM = NaNO2
Pemerian = Tidak berwarna /putih /kuning : merapuh
Kelarutan = larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol (95 %)P.
Kegunaan = Sebagai penitrasi
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik.

SUMBER:

Anonim.1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: DEPKES RI.
BASSET. J dan DENNEY R. C .1994. Vogel. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit buku kedokteran : Jakarta. Hal : 406-410.
DAY. J.Y dan UNDERWOOD A. L. 2002. Analisis kimia kuantitatif .
Erlangga : Jakarta . hal: 290-293.


banner wiro
Photobucket